LEGENDA DAN SEJARAH DESA PANJANGSARI

LEGENDA DAN SEJARAH DESA PANJANGSARI

Sesuai dengan informasi dari dari narasumber yang kami himpun didapat riwayat sejarah desa Panjangsari sebagai berikut :

Adalah sepasang orangtua suami istri bernama Eyang Badong dan Nyai Badong hidup diwilayah pedukuhan Ritanjang. Disanalah beliau berdua hidup rukun dan damai diwilayah tersebut.

Hidup dalam kesederhanaan dengan wawasan pemikiran pengembangan anggota keluarga dan terpenuhinya kebutuhan pangan maka terbersitlah Eyang Badong untuk mewujudkan lahan pertanian/sawah disamping sebidang tanah pekarangan terletak diujung desa sebagai tempat tinggal Eyang Badong bersama Nyai Badong. Sebidang tanah dijadikanlah sebagai lahan pertanian yang sampai saat ini dikenal sebagai sawah Blok Sitenaga (Blok 011, Persil 88, Klas S III). Adapun istilah Sitenaga ini dipopulerkan tidak lain karena keistimewaan seorang Eyang Badong dalam mengerjakan sawah seluas ± 7142,5 m²/ ± 500 ubin dari awal mencangkul dan pagi harinya telah selesai ditanami , hanya dikerjakan satu malam oleh seorang Eyang Badong dan Nyai Badong.

Pada saat itulah ± tahun 1885 Desa Panjangsari terdiri dari 3 (tiga) kelurahan antara lain :

1.     Kades Maryareja yang membawahi wilayah Dukuh Ritanjang dan Dukuh Krajan.

2.     Kades Partawirya yang membawahi wilayah Dukuh Pacar

3.     Kades Partawireja yang membawahi wilayah Dukuh Prapag dan Dukuh Glempang.

Ketiga kades tersebut menjabat sampai tahun 1900 dan pada saat itulah desa tersebut diblengket/dijadikan satu desa dengan nama Panjangsari. Istilah Panjangsari merupakan suatu doa dan harapan para tokoh masyarakat saat itu antara lain kalimat Panjangsari dari 2 kata dasar yaitu :

-         Panjang artinya panjang sama dengan dawa dalam bahasa jawa

-         Sari artinya rasa yang enak

Jadi istilah Panjangsari menurut para tokoh masyarakat saat itu berharap senantiasa warga masyarakat mendapat kesejahteraan, ketentraman dan kebahagiaan dalam kehidupan karena adanya kepala desa yang merupakan hasil pilihan warga yang awal mulanya dari 3 (tiga) wilayah menjadi 1 (satu) wilayah desa yaitu desa Panjangsari.

Tahun 1900 terpilih kepala desa Surodimejo yang menjabat sebagai kades selama 15 (lima belas) tahun yaitu tahun 1900 s/d 1915 karena meninggal dunia.

Kemudian diadakan pemilihan dengan istilah bitingan dimana dalam memberikan suara pilihannya masing-masing pemilih pemilih oleh panitia diberikan sebuah biting/potongan lidi untuk menentukan pilihannya dan terpilihlah apak Dulah sebagai kades Panjangsari. Adapun kades Dulah menjabat dari tahun 1916 s/d 1932.

Setelah kades Dulah meninggal dunia maka diadakan pilihan kades kembali dengan cara yang sama dn terpilihlah Bapak Danu dan beliau menjabat dari tahun 1933 s/d 1945. Pada tahun1946 setelah kades Danu meninggal dunia maka diadakan pemilihan kades kembali dengan cara/sistem dodokan diaman setiap pemilih diharuskan berjongkok didepan calon kades yang  menjadi pilihannya dan saat itulah terpilih bapak Samikun Hadi Wartoyo dan menjabat dari tahun 1946 s/d 1988.

Dalam jabatan kepala desa Samikun Hadi Wartoyo ini sempat terjadi kevakuman jabatan beliau karena pada tahun 1948/1949 beliau mengungsi selama 2 (dua) tahun kerumah mertuanya di desa Pakuwon Kecamatan Karanganyar Kabupaten Kebumen, karena pada saat itu masih ada pengaruh kekuasaan penjajah dimana pada tahun 1948 Belanda mengadakan kegiatan Door Stut ke Yogyakarta tetapi perjalanannya tersebut terhalang tentara RI yang bertahan disebelah timur Kali Kemit dijadikan Stat Sko/batas kekuasaan dimana sebelah barat kali Kemit pasukan Belanda dan sebelah timur pasukan RI. Situasi demikian sangatlah tidak aman bagi seorang kepala desa dan juga warga desa khususnya desa Panjangsari.

Saat itulah karena kevakuman pimpinan Belanda mengangkat seorag kades sebagai kades recomba/kades yang diangkat oleh pemerintah Belanda dan berkuasa dari tahun 1948 s/d 1950. Karena pada tahun 1950situasi sudah aman dan kades Samikun Hadi Wartoyo kembali menjabat sampai tahun 1988.

Sejalan dengan perkembangan situasi pemerintah karena Bapak Kepala Desa Samikun Hadi Wartoyo meninggal dunia pada  tanggal 30 Agustus 1988 maka diadakan pemilihan kepala desa Panjangsari dan terpilihlah Bapak Yatiman Mohamad Hafid dan beliau menjabat dari tahun 1988 sampai dengan tahun 1998 karena habis masa jabatannya. Kemudian pada tahun 1999 diadakan pemilihan kepala desa kembali dan terpilihlah Bapak Wagiman. Beliau menjabat dari tahun 1999 sampai dengan tahun 2006 karena habis masa jabatannya selama 8 (delapan) tahun.

Setelah itu pemerintah desa Panjangsari pada tanggal 20 Juni 2007 menyelenggarakan pemilihan kepala desa dan yang terpilih adalah Bapak Sardjono BSc sebagai kepala desa. Beliau menjabat dari tanggal 7 Juli 2007 sampai dengan 2 Agustus 2013.

Karena masajabatan Bapak Sardjono BSc habis pada tanggal 29 Juli 2013 pemerintah desa Panjangsarimenyelenggarakan pemilihan kepala desa yang baru  dan terpilihlah Bapak Sugiri HS. sebagai  kepala ddesa yang menjabat dari tanggal 2 Agustus 2013 sampai dengan sekarang.

 

b. Sejarah Desa.

 

Tahun

Kejadian

 

 

Peristiwa Baik

 

Peristiwa Buruk

1900

Pemilihan Kepala Desa

 

1900

Desa Panjangsari dipimpin oleh seorang kepala desa bernama Surodimejo yang menjabat dari tahun 1900 s/d 1915

Tahun 1915 kades Surodimejo meninggal dunia

1916

Desa Panjangsari dipimpin oleh seorang kepala desa bernama Dulah

 

Tahun 1932 kades Dulah meninggal dunia

1933

Desa Panjangsari dipimpin oleh seorang kades bernama Bapak Danu yang menjabat dari tahun 1933 s/d 1945

Tahun 1945 kades Danu meninggal dunia

1945

Desa Panjangsari dipimpin oleh seorang kades bernama Bapak Samikun Hadi Wartoyo yang menjabat dari tahun 1945 s/d 1988

Tahun 1988 kades Samikun Hadi Wartoyo meninggal dunia

1946

Penjajah Belanda datang

Keadaan perekonomian, keamanan kurang baik.  Dan karena situasi yang tidak aman pada tahun 1948 s/d 1949 kades Samikun Hadi Wartoyo mengungsi ke Desa Pekuwon Kecamatan Karanganyar.

 

1948

 

Desa Panjangsari dipimpin oleh seorang Kades bernama Bapak Parto sebagai kades recomba yang diangkat oleh pemerintah Belanda

 

1950

Karena situasi sudah kondusif atau aman kades Samikun Hadi Wartoyo kembali ke desa Panjangsari

 

 

1967

 

 

Terjadi banjir Sempor

1988

Desa Panjangsari mengadakan pemilihan kepala desa. Desa Panjangsari dipimpin oleh seorang kepala desa yang bernama Yatiman Mohamad Hafid tahun 1988 s/d 1998

 

1999

Desa Panjangsari mengadakan pemilihan kepala desa. Desa Panjangsari dipimpin oleh seorang kepala desa yang bernama Wagiman tahun 1999 s/d 2006

 

2007

Desa Panjangsari mengadakan pemilihan kepala desa. Desa Panjangsari dipimpin oleh seorang kepala desa yang bernama Sardjono tahun 2007 s/d 2013

 

2013

Desa Panjangsari mengadakan pemilihan kepala desa. Desa Panjangsari dipimpin oleh seorang kepala desa yang bernama Sugiri HS. tahun 2013 s/d 2019. Dan terpilih kembali tahun 2019 s/d 2025.

 

Sumber : Dokumen RPJMDes Desa Panjangsari

 

 

 

 

Bagikan :

Tambahkan Komentar Ke Twitter

Kebumen Terkini

Berkomitmen Majukan Pendidikan, Bupati Kebumen Raih Penghargaan Detik Jateng-Jogja Awards
Puluhan Ribu Warga Padati Alun-alun Pancasila, Nobar Timnas U-23 vs Uzbekistan
Silaturahmi dengan PPDI, Bupati Minta Perkuat Sinergitas
Bupati Kebumen Hibahkan Eks Gedung SD untuk Pemerintah Desa Sawangan
Bupati Resmikan Pantai Heppii, Wisata Rakyat, Nyaman, Murah Meriah

Arsip Berita

Data Desa

Statistik Pengunjung

Polling 1

Polling 2